الموضوع: Malaikat kematian

النتائج 1 إلى 2 من 2
  1. Post Malaikat kematian

    MALAIKAT KEMATIAN


    Pertanyaan : Siapakah Malaikat Kematian?

    Imam Nasser Muhammad Al-Yamani menjawab :

    وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿16﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿17﴾ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿18﴾ وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ ﴿19﴾

    16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
    17. yaitu ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
    18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.
    19. Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
    (Qof : 16-19)


    “Raqib” dan “Atid” adalah 2 malaikat yang dekat pada Allah, mereka dikirim oleh Allah untuk mencatat/menyimpan baik dan jelek perbuatan atau perkataan setiap orang. Jadi jika seseorang menyebut atau mengingat Allah dengan lidahnya kemudian malaikat “Raqib” (“Raqib” maksudnya pengawas) menuliskan, dan jika seseorang menyebut atau mengingat Allah dalam dirinya (di dalam jiwa/nyawa-pikirannya) tanpa menggunakan lidahnya kemudian malaikat “Raqib” tidak mengetahuinya. Satu-satunya yang mengetahui hal ini adalah pencipta manusia “Allah” dan Dia dekat pada kita daripada urat leher. Jadi Allah mengirimkan informasi ke malaikat “Raqib” melalui ilham mengenai bagaimana orang ini telah menyebut dan mengingat Allah dalam dirinya (di dalam jiwa/nyawa dan pikirannya) dan ketika malaikat “Raqib” menerima ilham ini dia merekamnya (mencatatnya) utk disimpan dalam sebuah buku. Malaikat “Raqib” adalah wakil/duta dari surga. Dia mencatat semua perbuatan dan perkataan yang akan membimbing ke surga.

    Karena itu Qur’an menyebutnya sebagai duta/wakil surga.

    كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿11﴾ فَمَن شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿12﴾ فِي صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ ﴿13﴾ مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ﴿14﴾ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿15﴾ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ﴿16﴾

    11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
    12. Maka Barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
    13. Di dalam Kitab-Kitab yang dimuliakan,
    14. Yang ditinggikan lagi disucikan,
    15. Di tangan Para penulis (malaikat),
    16. Yang mulia lagi berbakti.
    (‘Abasa : 11-16)


    Yang maksudnya bahwa malaikat “Raqib” hanya mencatat dan menyimpan yang baik yang ada pada manusia (perbuatan dan perkataan) disebutkan dengan ayat :

    كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿11﴾ فَمَن شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿12﴾ فِي صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ ﴿13﴾ مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ﴿14﴾ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿15﴾ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ﴿16﴾

    11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,
    12. Maka Barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,
    13. Di dalam Kitab-Kitab yang dimuliakan,
    14. Yang ditinggikan lagi disucikan,
    15. Di tangan Para penulis (malaikat),
    16. Yang mulia lagi berbakti.
    (‘Abasa : 11-16)


    Dan duta/wakil adalah malaikat dari surga, tiap manusia memiliki satu di sisinya kanannya dan namanya adalah “Raqib” dan tugasnya seperti yang kami katakana adalah mencatat dan menyimpan semua perbuatan dan perkataan baik dari manusia dimulai dari saat baligh (mulai wajib bertanggungjawab atas dirinya sendiri) sampai akhir sampai menuju yang abadi.

    Ada malaikat yang lain di sisi kiri setiap manusia namanya “Atid” dan dia juga malaikat yang dihormati dan dekat dengan Allah dikenal kuat dan tegas dalam kebenaran dia adalah duta/wakil dari neraka. Tugasnya adalah mencatat dan menyimpan semua perbuatan dan perkataan jahat (yang dilakukan oleh manusia) perbuatan-perbuatan itu akan membimbingnya ke neraka, dia jg mencatat semua apa yang dipikirkan manusia (apa yang dirasakan dalam jiwa/nyawanya atau pikirannya)

    Sesuai dengan ayat :

    لِّلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا مَا فِي أَنفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللَّهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿284﴾

    Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
    (Al-baqarah : 284)

    Jadi malaikat “Atid” juga tidak tahu apa yang ada dalam pikiran seseorang, lalu siapa yang tahu? Hanya Allah yang tahu apa yang ada dalam pikiran seseorang, kemudian Allah menginformasikan dengan ilham dan dia (malaikat) menulisnya untuk direkam dan disimpan dalam buku.

    Karena hanya Allah yang tahu apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang.

    وَإِن تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى ﴿7﴾

    Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, Maka Sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.
    (Taha : 7)


    Oleh karena itu apapun pembicaraan atau kelakuan yang baik seseorang akan ditulis oleh malaikat “Raqib” dan apapun pembicaraan atau kelakuan yang buruk seseorang akan ditulis oleh malaikat “Atid”. Mereka tidak akan menulis pembicaraan seseorang, hanya perbuatan dan perkataan yang membimbing ke surga atau membimbing ke neraka.

    Semua ini hanya tugas awal mreka, apakah mereka memiliki tugas lain?
    Ya mereka memiliki tugas yang penting kedua dan bertanggungjawab. Hal ini terjadi saat kematian datang pada seseorang dan harus meninggalkan dunia, selama waktu itu dua malaikat “Atid” dan “Raqib” telah menyelesaikan misi terakhir mereka dan mendapatkan jiwa/nyawa seseorang keluar dari tubuhnya, malaikat kematian adalah “Atid” jika (yang mati) adalah manusia jahat yang tidak beriman dan yang berbicara buruk serta elakukan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan jahat dalam sebagian besar hidupnya. Kemudian malaikan “Atid” menarik keluar jiwa/nyawanya dari tubuhnya dan malaikat “Raqib” menolongnya. Biasanya ini adalah proses yang sangat menyakitkan (jika seseorang yang jahat), sejak ditarik keluar (jiwa/nyawanya) akan ditemani dengan pemukulan jiwa/nyawanya dengan tongkat dari depan dan belakang dan kemudian malaikat “Atid” dengan pertolongan temannya malaikat “Raqib” menarik keluar bersama-sama dari jiwa/nyawa seseorang yang jahat, sebagai tambahan untuk jiwa/nyawa yang jahat lainnya yang terletak dalam tubuh seseorang.

    Jadi Allah tidak menetapkan hanya satu malaikat kematian.

    Saya menemukan di Qur’an yang membicarakan tentang banyak malaikat kematian, untuk tiap orang ada dua yang ditetapkan di kiri satu dan di kanan satu, maksudnya bahwa jumlah malaikat kematian adalah ganda sepanjang hidup manusia dan kematian manusia.

    Kemudian ada seseorang yang bertanya pada saya tentang satu malaikat kematian:


    قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ ﴿11﴾

    Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."
    (As-sajdah : 11)


    Kemudian saya menanggapi dan menjelaskan bahwa malaikat kematian tersebut disini dalam ayat adalah malaikat “Atid” duta/wakil dari neraka dan dia juga berkaitan dengan amal perbuatan manusia di lehernya.


    قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿18﴾ قَالُوا طَائِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ ﴿19﴾

    18. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".
    19. Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".
    (Yasin : 18-19)


    Jadi tidak ada satu kemalangan tapi tiap orang ada satu dan dia adalah malaikat kematian “Atid”


    وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا ﴿13﴾ اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا ﴿14﴾

    13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
    14. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".
    (Al-Isro’ : 13-14)


    Seseorang mungkin menyela saya dan berkata bahwa malaikat kematian disebut “Ezrael”, kemudian saya menanggapi dan katakan “Mari kita lihat apa yang telah dikatakan dalam qur’an tentang nama itu”. Untuk apa yang lebih baik dari kata Tuhan maka kita jangan melekatkan pemikiran dan lihatlah kebenaran daripada memperkirakan. Sungguh pasti pekerjaan mengira-ngira tidak akan menggantikan kebenaran. Untuk seandainya saya tidak ingin mengajukan perkataan Tuhan yang tidak ada yang menyamainya, aku tidak akan membuka topik ini tentang Ezrael sepenuhnya tapi kepercayaan anda tentang kualitas Esrael telah menjadi sama pada kepercayaan anda dalam satu kualitas dari Tuhan yang maha mengetahui, yang maha bisa, dan yang maha berpengetahuan atas segalanya. Nama Ezrael tidak pernah disebut saya tidak pernah menemukan nama Ezrael disebutkan dalam qur’an malahan saya telah membaca bahwa Tuhan telah semua nama malaikat kematian walaupun jumlah mereka ganda dari semua manusia sepanjang hidup dan matinya. Kita masih tidak menemukan nama Ezrael di antara nama-nama itu, dan tidak berarti bahwa itu hanya satu malaikat untuk semua manusia karena ini adalah sifat dari pencipta surga dan bumi yang maha mengetahui dan tidak tidur dan mengetahui segalanya, maka bagaimana kita memberikan sifat ini kepada satu malaikat kematian dan menganggap bahwa dia menangkap semua jiwa/nyawa selama kematian di waktu yang sama ketika ada sangat banyak orang mati tiap detik di seluruh dunia.

    Oleh karena itu ada dua malaikat di samping misi mereka untuk mencata semua perbuatan dan perkataan manusia mereka juga menentukan (dua malaikat ini “Atid” dan “Raqib”) selama waktu kematian untuk mengambil jiwa/nyawa, sesuai dengan ayat :


    الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ ﴿61﴾

    61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
    (Al-An’am : 61)


    Terkadang keadaannya berbeda untuk orang yang ucapan dan perbuatannya lebih baik di dunia ini, orang-orang yang akan masuk surga, saat inilah malaikat yang menentukan untuk mencabut jiwa/nyawanya adalah malaikat “Raqib” wakil dari surga dan menerima pertolongan dari malaikat “Atid” maka mereka berdua menolong untuk menarik jiwa/nyawa dari orang baik keluar dari tubuhnya dengan maksud memberikan energi/kekuatan jiwa (memberikan energi untuk orang beriman). Untuk orang-orang surga tidak sama dengan orang-orang neraka jadi saat-saat/tahapan-tahapannya dari kematian juga berbeda.

    Untuk orang yang akan ke neraka kemudian malaikat “Atid” akan mencabut jiwa/nyawa dari tubuh dengan pertolongan malaikat “Rakib” dan penarikan jiwa/nyawa dari tubuhnya sangat menyakitkan dan lebih seperti direnggut ditemani cambuk dan ditusuk dengan tongkat depan dan belakang, ditusuk dengan keras menyakitkan. Sesuai dengan ayat :


    الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ ۖ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ ۚ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿28﴾

    28. (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Tidak, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".
    (An-Nahl : 28)


    Dan seperti yang telah kami jelaskan peregangan dari tangan-tangan malaikat-malaikat kepada yang tidak beriman adalah melalui tusukan keras dan kuat yang mana itu adalah tahap pertama dari penyiksaan sebelum mereka membawanya ke neraka.

    Maka setelah tusukan jiwa/nyawanya dicabut dari tubuh dan mereka membawanya ke neraka namun demikian jiwa/nyawanya menangis dan menjerit dalam ketakutan karena dia tahu setelah penusukan ini bahwa dia akan dikirim ke neraka.


    وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ ﴿93﴾

    93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.
    (Al-An’am : 93)


    Dan sebelum jiwa/nyawa dilempar ke neraka dia akan ditanyai, maka malaikat “Atid” bertanya: “Kejahatan apa yang kamu lakukan?” dan jiwa/nyawa ini menolak semua yang telah ditulis dan direkam oleh malaikat “Atid” lalu malaikat “Atid” membalasnya “kamu melakukan kesalahan” dan bahwa aku tidak salah mengadili kamu dan Tuhan akan menjadi hakim di antara kita atas yang Dia ketahui yang kamu lakukan.


    الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ ۖ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِن سُوءٍ ۚ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿28﴾

    28. (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun". (Malaikat menjawab): "Tidak, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".
    (An-Nahl : 28)


    Maka orang yang mati menolak apa yang telah ditulis oleh “Atid” walau dia tidak melihat dulu catatan atau rekamannya dan ketika “Atid” menanyainya tentang kesalahan apa yang telah dia lakukan, dia katakan bahwa dia tidak jahat. Karena itu Tuhan berkata:


    ....الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ....

    …(yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh Para Malaikat dalam Keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri…
    (An-Nahl : 28)


    Kemudian “Atid” menaggapinya dan berkata :

    .... بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ....

    Tidak, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang telah kamu kerjakan".


    Maka kata-kata ini diucapkan oleh malaikat “Atid” yang dituduh tidak adil kepada jiwa/nyawa yang tidak beriman yang ditolak dia tidak melakukan kesalahan apapun-dengan ini mengatakan bahwa semua yang ditulis dan direkam oleh malaikat “Atid” tidak adil. Maka di hari penghakiman malaikat “Atid” menyeret jiwa/nyawa ini kepada Tuhan untuk bertanya sehingga Tuhan mempertimbangkan diantara mereka dan yang bersama “Atid” adalah malaikat “Raqib” yang menjadi saksi apa yang telah terjadi dan semua catatan yang direkam oleh “Atid” karena dia berada di sana saat seseorang berbicara dan berbuat di jalan setan. Jadi peranan “Raqib” adalah sebagai saksi, karena itu dia juga dipanggil “Shahid” (saksi) – “Rakib” penyaksi – Al Shahid “Raqib” dan dia juga berdiri sebagai saksi untuk menegaskan bahwa semua yang dicatat malaikat “Atid” adalah benar dan adil dan yang dilakukan itu semua terjadi. Walaupun begitu orang jahat atau orang tidak beriman tetap menolak kesaksian “Raqib” dan bahkan mulai bersumpah atas nama Tuhan bahwa dia tidak jahat.


    وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَ ﴿22﴾ ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَن قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ ﴿23﴾ انظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ ۚ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ ﴿24﴾

    22. Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kamu yang dulu kamu katakan (sekutu-sekutu) kami?".
    23. Kemudian Tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan Kami, Tiadalah Kami mempersekutukan Allah".
    24. Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.
    (Al-An’am : 22-24)


    يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ ۚ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ ﴿18﴾

    18. (ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah) lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). ketahuilah, bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.
    (Al-Mujadilah : 18)


    Saat itu Tuhan menutup mulut mereka, dan tangan mereka dan kulit mulai berbicara dan menyatakan bahwa mereka juga saksi atas perbuatan jahat serta perkataan orang tersebut, kemudian Tuhan membebaskan mulut mereka berbicara lagi dan mereka bertanya pada tangan-tangan mereka, kaki dan kulit “mengapa kamu bersaksi melawan kami?” kemudian tangan, kaki dan kulit menjawab “Tuhan memberi kemampuan kami berbicara untuk-Nya yang maha esa yang bisa memberikan kemampuan ini kepada apapun. Dan ini adalah saat penghakiman yang bersifat ketuhanan dinyatakan kepada dua malaikat “Atid” dan “Raqib” untuk melemparkan jiwa/nyawa yang jahat ini ke neraka.

    Kemudian temannya (teman seseorang=setan) berkata “Tuhanku, saya tidak adil kepadanya, tapi dia telah lalai dan jauh dari kebenaran”, kemudian Tuhan menjawab “Jangan berdebat diantara satu dengan lainnya hari ini, janjiku terpenuhi, perkataanku tidak bisa dirubah dan aku adil kepada pelayan-pelayanku.

    وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿16﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿17﴾ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿18﴾ وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ ﴿19﴾ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ ﴿20﴾ وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ ﴿21﴾ لَّقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ ﴿22﴾ وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ﴿23﴾ أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ﴿24﴾ مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُّرِيبٍ ﴿25﴾ الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ ﴿26﴾ قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَٰكِن كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ ﴿27﴾ قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُم بِالْوَعِيدِ ﴿28﴾ مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ ﴿29﴾ يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِن مَّزِيدٍ ﴿30﴾

    16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
    17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
    18. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.
    19. Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
    20. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.
    21. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan Dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.
    22. Sesungguhnya kamu berada dalam Keadaan lalai dari (hal) ini, Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, Maka penglihatanmu pada hari itu Amat tajam.
    23. Dan yang menyertai Dia berkata : " Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".
    24. Allah berfirman :" lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,
    25. Yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,
    26. Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah Maka lemparkanlah Dia ke dalam siksaan yang sangat ".
    27. Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
    28. Allah berfirman : "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, Padahal Sesungguhnya aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu".
    29. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan aku sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Ku
    30. (dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam : "Apakah kamu sudah penuh?" Dia Menjawab : "Masih ada tambahan?"
    (Qof : 16-30)


    Jadi dua malaikat “Atid” “Rokib” juga memiliki nama lain, malaikat “Atid” juga dipanggil “Sa-iq” artinya (pengawas) karena dia mengawasi jiwa/nyawa yang jahat untuk diadili dan kemudian digiring ke neraka. Malaikat “Raqib” memiliki nama lain “Shahid” artinya (saksi) karena dia adalah saksi untuk menyatakan segalanya bahwa teman dia malaikat catatan “Atid”/”Sa-iq” adalah tepat dan benar.

    وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ﴿23﴾

    23. Dan yang menyertai Dia berkata : " Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".
    (Qof : 23)


    Dan yang menyertai disini adalah teman dari malaikat “Atid/Sa-iq” yaitu malaikat “Raqib” yang dikenal sebagai “Shahid” dan yang dimaksud menyertai disini bukan yang menyertai manusia karena yang menyertai manusia adalah setan.

    Oleh karena itu kita mempelajari bahwa malaikat kematian adalah “Atid” dan “Raqib” yang dikenal dengan “Sa-iq” dan “Shahid” Jadi para pemegang catatan adalah dua malaikat ini, tiap orang dijaga dua malaikat, tugas mereka adalah merekam dan mencatat semua perbuatan dan perkataan seorang manusia dan mereka tetap bersamanya selama hidupnya sampai waktu kematiannya ketika mereka mengambil jiwa/nyawa mereka dari tubuhnya kemudian jika orang jahat yang dicabut adalah menyakitkan seperti ditarik sedikit demi sedikit dan jika orang yang baik dicabut seperti diberikan energi atau tenaga untuk keluarnya jiwa/nyawa dari tubuh.
    Setelah itu jiwa/nyawa dibawa ke surga atau ke neraka. Jadi dua malaikat ini selalu ada bersama seseorang walaupun setelah mati sampai mereka menuju yang abadi.


    وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ ۖ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ ﴿61﴾

    61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
    (Al-An’am : 61)


    Dan di sini jelas bahwa malaikat-malaikat itu dikirim, pertama untuk merekam atau mencatat perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan secara jasmani/material dunia kemudian mereka mengambil jiwa/nyawamu saat kematian datang. Jadi mereka tidak dikirim selama kematian melainkan sebelum itu dan mereka adalah malaikat yang sama.


    وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ ﴿93﴾

    93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", Padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah." Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang Para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Serahkanlah nyawa-nyawamu" di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.
    (Al-An’am : 93)


    Jika pernyataan “serahkanlah nyawa-nyawamu” ini dikatakan oleh malaikat-malaikat kematian kepada jiwa/nyawa dalam tubuh orang jahat. Lalu anda mungkin heran mengapa mereka berbicara dalam bentuk jamak? Kemudian saya menjelaskan kepada anda bagaimana seorang manusia jahat memiliki lebih dari satu jiwa/nyawa dalam tubuhnya. Ini karena setiap orang jahat yang tidak menceritakan atau mengingat Tuhan, bagi dia Tuhan menunjuk jiwa jahat (setan) sebagai teman dan lalu mereka menjadi dua jiwa/nyawa dalam satu tubuh. Lalu mereka berdua bersama-sama menanggung siksaan dan pesakitan.

    وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

    36. Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
    (Az-Zukhruf:36)


    Karena itu malaikat-malaikat berkata: serahkanlah “nyawa-nyawamu” untuk itu mereka bicara pada jiwa orang jahat dan jiwa jahat dengannya (setan) yang mana juga teman dari orang jahat. Oleh karena itu setelah bagian-bagian badan seseorang (tangan, kaki dan kulit) bersaksi melawannya dia mulai menyadari bagaimana mereka memiliki seorang teman, jiwa jahat (setan) yang telah membohonginya dan menggodanya jauh dari kebenaran. Ini ketika temannya (teman manusia=setan) berkata: “Tuhanku, aku telah tidak adil padanya, tapi dia telah lalai dan jauh dari kebenaran”, kemudian Tuhan menjawab: “Jangan berdebat di antara satu dengan lainnya hari ini, janjiku telah terpenuhi, perkataanku tidak bisa dirubah dan aku adi pada pelayan-pelayanku”. Ini ketika seseorang berkata.


    حَتَّىٰ إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ

    38. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat) Dia berkata: "Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)".
    (Az-Zukhruf:36)


    Dan teman jahat dari seseorang ini adalah jiwa jahat, jadi dia bukan teman dari “Atid” / “Sa-iq” (teman dari “Atid” / “Sa-iq” adalah “Raqib” / “Shahid” untuk menemani “Atid” bersaksi untuk menyetujui bahwa segala yang telah ditulis “Atid” adalah benar.

    Dan dua malaikat ini ketika mereka menyebutkan sebagai “Sa-iq” dan “Shahid” (pengawas dan saksi) ini hanya berguna untuk orang-orang jahat bukan untuk orang-orang yang baik. Untuk orang-orang yang baik selama kematian cahaya mereka akan datang di antara tangan-tangan mereka dan iman mereka akan menghormati mereka tanpa memerlukan pengawas atau saksi untuk mereka tidak perlu pengawas atau saksi jadi maksudnya :


    وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ ﴿21﴾

    21. Dan datanglah tiap-tiap jiwa, bersama dengan dia seorang Malaikat penggiring dan seorang Malaikat penyaksi.
    (Qof : 21)


    Dan setiap nyawa di sini tidak berlaku untuk orang baik yang beriman dan yang melakukan banyak kebaikan oleh ucapan dan tindakan. Setiap nyawa di sini merujuk kepada setiap nyawa "semua orang yang melakukan segala yang jahat". Untuk orang-orang yang baik tidak akan memiliki rasa takut atau kesedihan dan karena itu tidak memerlukan "penggiring" dan "Saksi".

    Imam Nasser Muhammad Al-Yanani

    Sumber :

    https://nasser-alyamani.org/showthrea...ngels-of-Death
    "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
    dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
    musuh yang nyata bagimu."

  2. افتراضي

    ======== اقتباس =========

    اقتباس المشاركة 352787 من موضوع Jawaban yang empunya ilmu pengetahuan Al Quran kepada Habib Al Habib, dengan bayan penjelasan yang hak tidak ada keraguan padanya Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)


    - 1 -

    Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani
    30 - 12 - 1428 هـ
    08 - 01 - 2008 مـ
    12:21 صـــباحاً
    ــــــــــــــــــ


    Jawaban yang empunya ilmu pengetahuan Al Quran kepada Habib Al Habib, dengan bayan penjelasan yang hak tidak ada keraguan padanya
    Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)..


    Dengan nama Allah Ar Rahman Ar Rahim
    Allah Ta'ala berfirman:
    Dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata-kata yang ganjil (untuk menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang sebaik-baiknya (untuk menangkis segala yang mereka katakan itu). (33)
    Maha Benar Allah
    [Al Furqan]

    Allah Ta'ala berfirman:
    Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. (19)
    Maha Benar Allah
    [Al Qiyaamah]



    Hanya kepada Allah aku memohon pertolongan, aku menerima bayan keterangan yang hak bagi Al Quran dengan wahyu tafhim, bukan dengan was-was bisikan syaitan yang direjam; bahkan aku membuktikan kebenaran bayan keterangan yang hak dengan istinbath -dengan mengeluarkan keputusan hukum- dalil hujjah yang terang dan jelas dari Al Quran, kitab suci Allah yang menerangkan, aku menyeru ke jalan Tuhanku dengan bashirah ilmu pengetahuan -dengan hujjah yang nyata- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri hanya kepada Allah, selanjutnya..


    Wahai Habib Al Habib, untukmu bayan keterangan yang hak mengenai perkara malaikat Atid dan malaikat Raqib, demikian juga untukmu pemberitahuan kemenanganku ke atas dirimu sebelum berhiwar, bahawa kelak aku akan mengalahkanmu dengan kebenaran dan membungkammu dengan sebenar-benarnya dengan izin Allah, jika sungguh engkau inginkan kebenaran, agar engkau tahu bahawa aku adalah kebenaran dari Tuhanmu

    Bilamana bangkit kesombongan dalam dirimu dengan dosa, maka kelak Allah akan mengadakan untukmu syaitan, dan menjadikan syaitan itu sebagai temanmu (qarin), dan syaitan itu akan menghalang-halangimu dari hidayah petunjuk, setelah hidayah petunjuk itu datang kepadamu

    Namun bilamana tidak bangkit kesombongan dalam dirimu dengan dosa, maka kelak Allah akan memilihmu dan menjadikanmu termasuk para wakil utusan terhormat yang benar di seluruh dunia sebelum kemunculan, yaitu orang-orang yang membenarkan bayan keterangan yang hak bagi ayat-ayat Tuhan mereka, dan mereka tidak menghendaki jalan Allah bengkok, mereka tidak mengatakan terhadap Allah pada perkara yang tidak mereka ketahui, dan mereka mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik darinya

    Maka jadilah engkau termasuk kalangan mereka, aku berharap dari Allah agar engkau menjadi termasuk kalangan mereka, apakah tidak cukup bagimu, aku telah khabarkan kepadamu sebelum engkau mengumumkan mengenai perkara yang ingin engkau katakan kepada dunia, bahawa engkau ini adalah Al Mahdi Al Muntadhar, aku telah menyatakan kepada mereka mengenai perkara yang ingin engkau katakan, sebelum sempat engkau mengatakannya
    ?
    Sebagaimana yang Tuhanku mengilhamkanku tentang perkara yang ingin engkau katakan sebelum engkau sempat mengatakannya, bahawa engkau ini adalah Al Mahdi Al Muntadhar, maka seperti itu jugalah Dia mengilhamkanku bayan keterangan yang hak bagi Al Quran, jadi janganlah engkau menjadi orang polos yang lurus bendul, dengan membenarkan bayan keterangan yang hak yang engkau minta, selagimana aku tidak membawakan dalil hujjah dari Al Quran itu sendiri, dan menjelaskannya secara terperinci dengan ilmu pengetahuan yang menyakinkan, tanpa syak dan ragu lagi, yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku

    Aku tidak mengatakan terhadap Allah dengan bayan keterangan bagi Al Quran mengenai perkara yang tidak aku ketahui, lalu mengikuti persangkaan yang sedikitpun tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran; bahkan aku membimbing kepada petunjuk dan menetapkan dengan keadilan dengan kebenaran Al Quran, dan dengan kebenaran itulah aku tuntun umat ke jalan yang lurus


    Untukmu bayan keterangan yang benar dari kebenaran itu sendiri, pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan mereka tidak membawa kepadamu sesuatu kata-kata yang ganjil (untuk menentangmu) melainkan Kami bawakan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang sebaik-baiknya (untuk menangkis segala yang mereka katakan itu). (33)
    Maha Benar Allah
    [Al Furqan]


    Allah Ta'ala berfirman:
    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (16) (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17) Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (18) Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (19)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]


    Untuk kalian bayan keterangan yang lengkap mengenai perkara Raqib dan Atid, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar dengan izin Allah Tuhan Semesta Alam:


    Sesungguhnya Raqib dan Atid termasuk dari kalangan malaikat Allah yang didekatkan, Allah mengutus kedua malaikat itu untuk melaksanakan tugas menjaga amal perbuatan manusia dan perkataan yang mereka ucapkan, yang baik dan yang buruk

    Bilamana manusia menyebut Allah dengan lisannya, maka malaikat Raqib mencatat lafaz zikir itu, jika manusia menyebut Allah dalam dirinya tanpa mengucapkannya dengan lisan dan bibir, maka ketika itu malaikat Raqib tidak tahu apa yang manusia bisikkan di dalam hatinya, namun yang demikian itu diketahui oleh Dzat yang menciptakan manusia, Allah lebih dekat pada manusia dari urat lehernya dengan ilmu pengetahuan-Nya, lantas Allah mewahyukan kepada malaikat Raqib mengenai zikir tersembunyi yang dibisikkan di dalam diri manusia, lalu Raqib menerima wahyu dari Tuhannya dan dia mencatatkan zikir itu dalam kitab yang disucikan yang ada padanya


    Malaikat Raqib adalah duta utusan bagi syurga Al Ma'wa, yang mencatatkan perkataan dan amal perbuatan baik yang dapat menuntun ke syurga, kerana itu Allah menamakannya duta utusan, yakni duta utusan bagi syurga yang mencatat zikir kepada Allah, ucapan dan amalan yang baik.

    Allah Ta'ala berfirman:
    Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (11) Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12) di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, (13) yang ditinggikan lagi disucikan, (14) di tangan para penulis (malaikat) -safarah-, (15) yang mulia lagi berbakti. (16)
    Maha Benar Allah
    ['Abasa]

    Bermakna tidaklah dia mencatatkan selain kebaikan dari pembicaraan dan bisikan rahasia manusia, kerana itu Allah Ta'ala berfirman:
    Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12) di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, (13) yang ditinggikan lagi disucikan, (14) di tangan para penulis (malaikat) -safarah-, (15) yang mulia lagi berbakti. (16)
    Maha Benar Allah
    ['Abasa]


    As Safarah -para penulis- adalah malaikat-malaikat duta utusan syurga Al Ma'wa, pada setiap manusia ada satu malaikat di kalangan mereka yang namanya Raqib, yang berada di sisi kanan manusia dan bertugas menyertai manusia dari permulaan, sejak hujjah mula ditegakkan hingga ke pengakhiran di penghujung tempat kembalinya yang kekal


    Adapun Atid, maka dia juga termasuk kalangan malaikat Allah yang dimuliakan dan didekatkan, termasuk malaikat yang keras dan kasar dengan sebenar-benarnya, dia adalah duta utusan bagi neraka Jahannam, yang bertugas mencatatkan setiap ucapan dan amal perbuatan buruk yang membawa ke neraka, dia menuliskan hingga apa yang dibisikkan di dalam diri manusia

    Pembenaran terhadap firman Allah Ta'ala:
    Dan jika kalian melahirkan apa yang ada di dalam hati kalian atau kalian menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kalian tentang perbuatan kalian itu
    Maha Benar Allah
    [Al Baqarah:284]


    Akan tetapi malaikat Atid tidak tahu perkara yang dibisikkan oleh manusia di dalam dirinya; namun dia menerimanya dengan wahyu dari Dzat yang menciptakan manusia, yang lebih dekat pada manusia dari urat lehernya dengan ilmu pengetahuan-Nya dan pendengaran-Nya; Dzat yang menyertai mereka di manapun mereka berada, yang Maha Mendengar dan Maha Melihat;

    Dia-lah Allah, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Tuhan Semesta Alam yang Maha Mengetahui mata-mata yang khianat, dan Dia Maha Mengetahui segala perkara yang disembunyikan di dalam hati; sekiranya engkau mengeraskan ucapanmu, maka Dia Maha Mengetahui rahasia dan perkara yang lebih tersembunyi; Allah, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, bagi-Nya semua nama-nama yang baik

    Adapun perkara yang diucapkan oleh manusia dengan bibir dan lisan, sekiranya perkara itu kebaikan, maka malaikat Raqib akan mencatatnya, namun sekiranya perkara itu kejahatan, maka malaikat Atid pula yang akan mencatatnya, mereka tidak mencatatkan semua gumaman manusia, namun ucapan perkataan yang membawa ke syurga atau yang menjerumuskan ke neraka, kerana itu Allah Ta’ala berfirman:
    Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (11) Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, (12) di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, (13) yang ditinggikan lagi disucikan, (14) di tangan para penulis (malaikat) -safarah-, (15) yang mulia lagi berbakti. (16)
    Maha Benar Allah
    [‘Abasa]


    Maka kita temukan para malaikat pencatat sebagai duta utusan bagi syurga itu, mereka tidak menuliskan dari bisikan dan ucapan rahasia kecuali zikir dan semua perkataan yang ada kebaikan, seperti perintah untuk bersedekah, berbuat kebajikan dan perbaikan antara manusia, dan kesemuanya itu hanya sebahagian dari tugas malaikat yang diwakilkan untuk menyertai manusia, Raqib dan Atid



    Kemudian kita beralih pada tugas mereka yang kedua yaitu: Ketika tiba ketetapan mati yang telah ditentukan dalam Kitab yang tertulis -Lauh Mahfuz- bagi seorang manusia, dan telah dekat ajalnya yang ditakdirkan -segala sesuatu ada ketentuan ajalnya yang telah tertulis, dan Allah-lah yang menentukan waktunya yang telah ditetapkan, tidaklah suatu diri mengalami kematian kecuali dengan izin Allah jua, sebagai suatu ketetapan yang telah ditentukan waktunya-, maka ketika itu malaikat Raqib dan Atid sendiri yang menjadi malaikat maut, yang bertugas untuk mengambil nyawa

    Bilamana manusia itu termasuk penghuni neraka, maka Allah mewahyukan kepada malaikat Atid, bahawa dialah malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut nyawanya, lalu malaikat Raqib membantu malaikat Atid untuk mencabut nyawa manusia itu, setelah perintah kepada malaikat maut Atid yang ditugaskan untuk mengambil nyawa orang-orang kafir dari kalangan penghuni neraka, yang telah Allah adakan syaitan baginya sebagai teman, yang menghalang-halanginya dari jalan kebenaran, dan membisikkan pada manusia bahawa dia termasuk kalangan yang mendapat petunjuk


    Bagi setiap manusia yang mengingkari Al Quran ada satu malaikat bernama Atid yang akan ditugaskan untuk menyabut nyawanya, Allah tidak menjadikan malaikat maut itu satu sahaja, Maha Suci Dia! Jika demikian, bagaimana malaikat maut yang satu dapat mencabut nyawa manusia, lalu terbahagi-bahagi di sini dan di sana, sedangkan dalam masa yang sama ramai manusia yang mati di setiap tempat
    !

    Ya Subhaanallaah, aduhai Maha Suci Allah, yang rahmat-Nya dan ilmu pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, Dia-lah yang Maha Berkuasa atas tiap-tiap sesuatu, yang demikian itu adalah sifat untuk Allah sahaja, Maha Suci Dia, Allah tidak menjadikan adanya dua hati dalam diri manusia, jinn dan tidak juga malaikat, bahkan sifat Allah-lah yang tiada suatu apapun yang semisal-Nya itu, Maha Berkuasa lagi Maha Mendengarkan semua perkara, lagi Maha Menciptakan semua yang Dia kehendaki dalam satu masa, Dia tidak lalai dan tidak lupa, tidak mengantuk dan tidak tidur, Dia tidak pernah lengah dari suatu apapun lagi Maha Berkuasa atas tiap-tiap sesuatu dalam satu masa

    Maka dari itu, mungkin seorang dari kalian mahu menyela ucapanku dengan mengatakan: “Allah Ta’ala berfirman:
    Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) kalian akan mematikan kalian, kemudian hanya kepada Tuhan kalianlah kalian akan dikembalikan". (11) Maha Benar Allah [As Sajdah]”

    Untuk itu Al Mahdi Al Muntadhar Nasser Mohammed Al Yamani membalasnya, aku katakan: Aku bersumpah demi Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, bahawasanya malaikat maut yang ditugaskan mencabut nyawa orang-orang kafir adalah malaikat Atid; dialah “thooir” manusia -nahas dan malang- di lehernya jika hujjah telah ditegakkan terhadapnya.

    Allah Ta’ala berfirman:
    Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kalian, sesungguhnya jika kalian tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kalian dan kalian pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami". (18) Utusan-utusan itu berkata: "Thooir -nahas dan malang- kalian ada beserta kalian. Apakah jika kalian diberi peringatan (kalian bernasib malang)? Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas". (19)
    Maha Benar Allah
    [Yaa Siin]


    Akan tetapi bukan hanya satu “thooir”, malah pada setiap manusia yang berpaling ada “thooir”, dan ianya adalah malaikat maut Atid
    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan “thooir-nya” sebagaimana tetapnya kalung pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. (13) "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". (14)
    Maha Benar Allah
    [Al Israa]


    Barangkali ada seorang dari umat Islam mahu menyelaku dengan mengatakan: “Tetapi malaikat maut itu namanya Izrail”, untuk itu aku balasnya, aku katakan:

    Marilah kita kembali mencari keputusan hukum dari Al Quran, siapakah yang lebih baik dari Allah dalam memberikan keputusan hukum bagi kaum yang mengetahui, mereka tidak mengikuti persangkaan yang sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kebenaran

    Demi Allah, andai tidak demi mensucikan-Nya, bahawa tiada suatu apapun yang serupa dengan-Nya, nescaya aku tidak mahu mulakan hiwar tentang perkara Izrail! Akan tetapi akidah kepercayaan kalian mengenai perkara Izrail ini menyamai suatu sifat dari sifat-sifat Allah, Dzat yang tiada suatu apapun sama seperti-Nya, ianya adalah sifat qudrah kemahakuasaan dan sifat ilmu pengetahuan yang meliputi segala perkara dalam satu masa yang sama

    Andai tidak kerana akidah kepercayaan kalian mengenai Izrail itu bersekutu dengan suatu sifat dari sifat-sifat Allah, Maha Suci Dia, nescaya aku tidak berbicara panjang lebar mengenai hakikat Izrail; suatu nama yang tidak Allah turunkan bukti keterangan apapun mengenainya dalam Al Quran, namun Allah menurunkan dalam Al Quran, nama-nama semua malaikat maut yang mencabut nyawa seluruh manusia, yang tidak pernah meninggalkan seorangpun dari mereka, meskipun bilangan malaikat maut adalah dua kali ganda bilangan manusia seluruhnya dari kalangan terdahulu dan kalangan terkemudian

    Allah menurunkan dalam Al Quran kesemua nama-nama mereka, yang tidak pernah meninggalkan seorangpun dari mereka, dan tidak ada sama sekali di antara malaikat-malaikat itu yang namanya Izrail


    Demikian juga aku dapati mereka menerima wahyu secara langsung dari Dzat yang Maha Hidup lagi Maha Mandiri, Allah Tuhan Semesta Alam, yang telah menciptakan manusia, Dia Maha Mengetahui semua yang dibisikan oleh manusia di dalam hati, Dia lebih dekat padanya dari urat lehernya, maka Allah mewahyukan kepada Raqib dan Atid akan perkara yang dibisikkan oleh manusia di dalam dirinya

    Para malaikat tidak tahu apa yang dibisikkan oleh manusia dalam hati; tiada yang tahu kecuali Dzat yang telah menciptakannya, yang Maha Mengetahui segala yang terpendam di hati, manakala semua yang diucapkan oleh manusia dengan lisan dan kedua bibirnya, maka para malaikat itu mengetahuinya, jika baik perkara yang diucapkannya itu, maka malaikat Raqib akan mencatatnya, namun jika perkara buruk yang diucapkannya, maka malaikat Atid pula yang akan merekodkannya

    Malah kalian tahu wahai sekalian umat Islam, bahawa malaikat Raqib dan malaikat Atid itu, kedua-duanya ada bersama setiap orang, mereka adalah dua malaikat yang satunya bernama Raqib dan yang lainnya bernama Atid, demikian juga kalian tahu bahawa kedua malaikat itu tidak hanya dua sahaja yang mengetahui amal perbuatan manusia, Maha Suci Dzat yang ilmu pengetahuan-Nya meliputi segala-galanya, suatu sifat bagi Allah yang Maha Esa semata-mata, Maha Suci Dia
    !
    Bahkan setiap manusia ada dua malaikat yang menyertainya, yang satu namanya malaikat Raqib sebagaimana yang kalian tahu dan yang satunya lagi namanya malaikat Atid, sesungguhnya Allah telah menjadikan kedua malaikat itu sebagai duta utusan bagi syurga dan neraka, mereka itulah para malaikat penulis yang mulia lagi berbakti, yang mencatatkan setiap ucapan dan amalan manusia, yakni duta utusan syurga yang penuh kenikmatan dan duta utusan neraka yang menyala-nyala, barangsiapa yang berzikir mengingati Allah, Maha Suci Dia, maka zikirnya akan dicatatkan oleh malaikat Raqib, duta utusan syurga


    Beralih pula pada tugas mereka yang kedua yaitu ketika menjelang kematian, maka sama-sama kita meneliti dalam Al Quran, siapakah malaikat maut yang mencabut nyawa manusia, sama ada manusia yang termasuk dari kalangan penghuni syurga atau dari kalangan penghuni neraka

    Adapun para penghuni neraka, maka aku dapati dalam Al Quran, Allah menugaskan dan mewakilkan malaikat maut Atid untuk mengambil nyawa mereka, ini bermakna setiap manusia, di antara mereka itu ada malaikat maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa, yang namanya malaikat Atid, malaikat maut itu bukanlah satu malaikat sahaja yang mencabut nyawa-nyawa manusia, maka hendaklah kita mencari keputusan hukum dari Al Quran jika sungguh kalian beriman kepada Al Quran


    Sebagaimana yang telah kami nyatakan kepada kalian sebelum ini, bahawa “al hafadhah” adalah para malaikat penjaga yang Allah utuskan untuk mencatat amal perbuatan baik dan buruk manusia, maka mereka selalu ada menemani manusia sampai tiba ajalnya, lalu para malaikat itu mencabut nyawanya dan mengangkatnya, dan mereka tidak pernah cuai dan melalaikan tanggungjawab mereka dengan meninggalkan manusia itu sekalipun setelah kematiannya;

    Bahkan mereka sentiasa menemani manusia dan tidak cuai menjalankan tugas mereka, demikian itu kerana mereka diberi tanggungjawab untuk selalu menyertai para penghuni neraka hatta setelah kematian, sehinggalah hari umat manusia dibangkitkan untuk menghadap Tuhan Semesta Alam


    Sebagaimana yang telah kami katakan kepada kalian sebelum ini, bahawa: Para malaikat penjaga amalan adalah malaikat Raqib dan malaikat Atid, yang telah Allah utuskan untuk menemani manusia dan mencatatkan amal perbuatannya dan ucapan perkataannya sehingga tiba ajalnya, lalu para malaikat itu menerima perintah wahyu dari Allah untuk mengambil nyawa manusia itu

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga (hafazah), sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
    Maha Benar Allah
    [Al An’aam]


    Namun berbeza halnya jika manusia itu dari kalangan penghuni syurga, maka yang ditugaskan untuk menarik ruhnya dengan lembut adalah malaikat Raqib, duta utusan syurga, dan malaikat Atid membantu malaikat Raqib untuk mengambil nyawa orang yang beriman dengan perlahan, sementara jika orang yang mati itu termasuk kalangan penghuni neraka, maka yang ditugaskan untuk mencabut nyawanya adalah malaikat Atid (yang keras dan kasar), duta utusan neraka, sementara malaikat Raqib pula yang membantunya


    Tidaklah sama penghuni neraka dan penghuni syurga dalam kematian mereka, begitu juga sakaratul maut bagi mereka berbeza, yang demikian itu kerana malaikat maut Raqib dan Atid menarik ruh orang yang beriman dengan perlahan dan lembut, manakala jika orang itu termasuk penghuni neraka, maka para malaikat itu mencabut dan mengeluarkan ruhnya dengan cambukan mereka, dengan pukulan keras pada wajah dan punggung orang-orang kafir dengan pukulan yang menyakitkan

    Lantaran itu kita temukan dalam Al Quran, bahawa para malaikat pencabut nyawa memukul orang-orang kafir dengan tangan mereka (untuk mencabut nyawa) dengan pukulan yang keras

    Allah Ta’ala berfirman:
    Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa-nyawa kalian" Di hari ini kalian dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kalian selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kalian selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya
    Maha Benar Allah
    [Al An’aam:93]


    Sepertimana yang telah kami katakan kepada kalian, bahawa pukulan malaikat dengan tangan terhadap orang-orang kafir dengan pukulan yang keras, ianya adalah tingkatan pertama azab seksaan, kemudian para malaikat membawanya ke neraka Jahannam pada ketetapan yang telah ditentukan

    Allah Ta’ala berfirman:
    Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah oleh kalian siksa neraka yang membakar" (50) Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (51)
    Maha Benar Allah
    [Al Anfaal]


    Setelah memukul dan mencabut nyawa, para malaikat menyeretnya untuk merasakan azab seksaan yang membakar, namun dia memekik dengan keras: "Aduhai celakanya, ke manakah kalian membawaku?" Demikian itu kerana dia sadar setelah pukulan keras di setiap hujung jari mereka dari arah depan dan arah belakang, lantas para malaikat membawa ruh pendosa itu ke neraka Jahannam, dan ketika itu dia menangis sambil berteriak: "Aduhai celakanya, ke manakah kalian membawaku?" Kerana dia sadar setelah dipukul dengan keras, akan ada azab seksaan neraka Jahannam

    Sebab itu Allah Ta’ala berfirman:
    Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah oleh kalian siksa neraka yang membakar" (50)
    Maha Benar Allah
    [Al Anfaal]


    Demikian juga para malaikat mempertanyakan kepadanya sebelum dia dicampakkan ke dalam lubang di neraka Jahannam itu sendiri, malaikat Atid menanyakan kepadanya: “Apa kejahatan yang telah engkau perbuat?”. Lalu orang kafir itu menawarkan perdamaian dengan meninggalkan penantangannya di balik belakang punggungnya, bahkan tunduk menyerah diri lalu mengatakan: “Kami tidak melakukan kejahatan apapun”. Maka ketika itu mereka mengingkari semua perkara yang telah dicatatkan oleh malaikat Atid

    Namun malaikat Atid membalasnya: “Benar ada, engkau telah berbuat kejahatan, aku tidak menganiayamu sedikitpun, kelak Allah yang akan memutuskan antara aku dan dirimu dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan perbuatan kalian

    Allah Ta’ala berfirman:
    (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun"
    Maha Benar Allah
    [An Nahl:28]


    Maka dalam situasi ini manusia itu mengingkari perkara yang telah dicatatkan oleh malaikat Atid, meskipun dia belum lagi membaca catatan amalannya itu, hanya sahaja malaikat Atid menanyakan padanya tentang perbuatannya, Atid bertanya: “Apa yang telah engkau lakukan?”, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun"
    Maha Benar Allah
    [An Nahl:28]

    Allah Ta’ala berfirman:
    (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun"
    Maha Benar Allah
    [An Nahl:28]


    Kemudian kita perhatikan balasan malaikat Atid terhadap manusia ini, yang mengingkari perkara yang dicatatkan oleh malaikat Atid terhadapnya

    Allah Ta’ala berfirman:
    (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”. (28)
    Maha Benar Allah
    [An Nahl]

    Malaikat yang mengatakan:
    “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”, adalah malaikat Atid yang telah dituduh berbuat aniaya oleh manusia itu; kerana itu Atid mengatakan : “Benar ada, engkau telah berbuat kejahatan, aku tidak menganiayamu sedikitpun, kelak Allah yang akan memutuskan antara aku dan dirimu dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya aku tidak zalim terhadapmu sedikitpun, sebab itu dia mengatakan “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”, yakni kelak Dia-lah yang akan memutuskan antara kita dengan kebenaran, adakah aku ini mengada-adakan kebohongan terhadapmu dengan perkara yang tidak engkau perbuat

    Kemudian pada Hari Kiamat manusia yang kafir itu datang dengan malaikat Atid yang menggiringnya, agar Allah-lah yang memutuskan antara mereka berdua kerana Dia-lah yang Maha Mengetahui perbuatan manusia, kerana itu malaikat Atid -yang dituduh mengada-adakan perkara oleh manusia kafir- menjadi lawan bagi manusia itu, dan Atid menggiringnya kepada Allah pada Hari Kiamat untuk memberikan keputusan antara mereka dengan kebenaran


    Manakala malaikat Raqib pula pada situasi ini menjadi saksi “asy syahiid”, ini kerana dia ada hadir menyaksikan perbuatan jahat yang dilakukan oleh manusia, akan tetapi dia tidak ditugaskan untuk mencatat amal perbuatan yang buruk, namun dia adalah saksi terhadap yang demikian kesemuanya, sebab itu pada Hari Kiamat dia disebut sebagai “syahiid” yang menjadi saksi, lalu dia menyatakan kesaksiannya di hadapan Allah, bahawasanya semua catatan Atid adalah benar

    Lantas manusia yang kafir itu menggugat kesaksian sang penyaksi, malaikat Raqib, malah bersumpah kerana Allah, demi Allah dia tidak melakukan kejahatan

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan (ingatlah), hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dulu kalian katakan (sekutu-sekutu) Kami?". (22) Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah". (23) Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (24)
    Maha Benar Allah
    [Al An’aam]


    Allah Ta’ala berfirman:
    (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepada kalian; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (18)
    Maha Benar Allah
    [Al Mujaadilah:18]


    Maka pada situasi ini Allah mengunci mulut-mulut mereka, lantas Allah membuatkan tangan-tangan mereka dapat berbicara, juga kaki-kaki mereka dan kulit mereka, semuanya bersaksi terhadap mereka dengan perbuatan yang pernah mereka lakukan

    Kemudian Allah membukakan kembali kunci mulut-mulut mereka, lantas mereka berbicara mengatakan kepada tangan-tangan mereka, kaki-kaki mereka dan kulit mereka: “Mengapa kalian bersaksi terhadap kami?”, lalu anggota tubuh mereka menjawab: Allah, -yang dapat membuatkan segala sesuatu berbicara-, Dia-lah yang telah membuatkan kami ini dapat berkata-kata"

    Maka ketika itu keluarlah perintah ketuhanan kepada malaikat Atid dan malaikat Raqib, agar mereka berdua mencampakkan manusia itu ke dalam neraka Jahannam, dan ketika itu qarin yang menyertai manusia (syaitan) berkata: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku tidak membuatnya sesat, akan tetapi dia sendirilah yang berada dalam kesesatan yang jauh". Allah membalas: “Janganlah kalian bertengkar di hadapanku pada hari ini, sesungguhnya Aku telah memberikan janji ancaman kepada kalian dahulu, keputusannya di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan Aku tidak menganiaya para hamba

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (16) (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17) Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (18) Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (19) Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. (20) Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring (saaiq) dan seorang malaikat penyaksi (syahiid). (21) Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (22) Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku". (23) Allah berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (24) yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, (25) yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia olehmu berdua ke dalam siksaan yang sangat". (26) Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh". (27) Allah berfirman: "Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepada kalian". (28) Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku (29) (Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada jahannam: "Apakah kamu sudah penuh?" Dia menjawab: "Masih adakah tambahan?" (30)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]


    Sebagaimana yang telah kami beritahukan kepada kalian sebelumnya, “al hafazah” adalah para malaikat penjaga yang ditugaskan menyertai manusia dari permulaan hingga ke pengakhiran, dan sesungguhnya telah jelas bagi kalian bahawa yang menggiring “as saaiq” adalah malaikat Atid, manakala yang jadi saksi “asy syahiid” adalah qarin (teman) yang menyertai Atid, yaitu malaikat Raqib sang pencatat kebaikan;

    Bahkan Allah menjadikan malaikat Raqib sebagai penyaksi yang sebenar-benarnya, kerana dia ada hadir semasa perbuatan jahat dilakukan oleh manusia, malaikat Raqib tidak melihat malaikat Atid membuat catatan terhadap manusia, selain dari perkara-perkara jahat yang dikerjakan oleh manusia itu, dan terhadap yang demikian itu malaikat Raqib termasuk kalangan yang menyaksikan

    Kerana itu dia memberikan kesaksiannya di hadapan Allah, dia mengatakan:
    Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku". (23) [Qaaf], itulah kesaksian yang dinyatakan oleh malaikat Raqib yang menyertai malaikat Atid di hadapan Allah, bahawa semua yang dicatatkan oleh Atid adalah benar, dia sedikitpun tidak menganiaya manusia


    Malaikat Raqib adalah “qarin” yang menyertai “as saaiq” yang menggiring, “as saaiq” adalah malaikat Atid yang menggiring manusia kepada Tuhannya untuk memutuskan perkara antara keduanya, adakah Atid berbuat aniaya kepada manusia

    Namun jangan kalian lupa bahawa manusia mengingkari semua perbuatan jahat yang dicatatkan oleh malaikat Atid, kerana itu manusia yang melakukan perkara-perkara buruk itu berkata bahawa dia tidak melakukan kejahatan apapun, lantas Atid pula yang mengada-adakan kebohongan terhadapnya, jika manusia itu benar tidak melakukan kejahatan, perhatikanlah oleh kalian akan pengingkarannya

    Allah Ta’ala berfirman:
    (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”. (28)
    Maha Benar Allah
    [An Nahl:28]


    Sebab itu kita dapati malaikat Atid menggiring manusia itu kepada Tuhannya, untuk memutuskan perkara antara mereka dengan sebenar-benarnya, ingatlah kalian akan kata-kata malaikat Atid, Allah Ta’ala berfirman:
    (yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”. (28)
    Maha Benar Allah
    [An Nahl]


    Kata-kata malaikat Atid adalah: “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”, bermakna malaikat Atid menyerahkan keputusan hukum pada Allah untuk memutuskan perkara antara mereka, kerana itu kita dapati Atid-lah “as saaiq” yang menggiring manusia pada Hari Kiamat

    Manakala malaikat Raqib, maka kita dapatinya sebagai “asy syahiid” yang menjadi saksi, kerana dia ada hadir bersama manusia yang melakukan perbuatan-perbuatan jahat, juga bersama Atid yang bertugas mencatat kejahatan, Raqib tidak menyaksikan Atid mencatat terhadap manusia selagimana manusia itu tidak melakukan kejahatan

    Sebab itulah Allah menjadikan Raqib sebagai saksi yang sebenar-benarnya, justeru itu dia memberikan kesaksiannya di hadapan Allah, yaitu firman Allah Ta’ala:
    Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku". (23)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]


    Dan yang Allah maksudkan dengan firman-Nya “yang menyertai dia”, yakni “qarin” yang menyertai “as saaiq”, bukan “qarin” yang menyertai manusia, sesungguhnya kami telah memberitahukan kepada kalian, bahawa “as saaiq” yang menggiring manusia adalah malaikat Atid, manakala “qarin” yang menyertainya adalah temannya yaitu malaikat Raqib

    Adapun “qarin” yang menyertai manusia, maka dia adalah syaitan yang mengatakan: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku tidak membuatnya sesat, akan tetapi dia sendirilah yang berada dalam kesesatan yang jauh". Sekiranya kalian bertadabbur merenungkannya, kelak kalian akan dapati perintah itu dikeluarkan terhadap dua malaikat yang ditugaskan menyertai manusia, bahawa keduanya adalah “as saaiq” yang menggiring, yaitu malaikat Atid, dan “asy syahiid” yang jadi saksi, yaitu malaikat Raqib

    Dan setelah malaikat Raqib menyatakan kesaksiannya, lantas manusia yang jahat itu menggugat kesaksiannya, namun anggota badannya pula memberikan kesaksian, lalu keluar perintah kepada kedua malaikat, Atid dan Raqib, untuk mencampakkan manusia itu ke dalam neraka Jahannam, maka selesailah tugas dan tanggungjawab mereka berdua, kerana itu kalian temukan perintah Allah itu dikeluarkan untuk berdua (mutsanna), yaitu kedua malaikat penjaga

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku". (23) Allah berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (24) yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, (25) yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia olehmu berdua ke dalam siksaan yang sangat". (26)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]


    Ayat ini jelas dan terang menyatakan bahawa para malaikat yang diserahi tugasan itu ada dua dari mula hingga akhir, mereka berdua adalah malaikat Atid dan malaikat Raqib, kerana itu kalian temukan dua kali perintah ketuhanan dikeluarkan untuk mutsanna (dua malaikat)

    Allah Ta’ala berfirman:
    "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala, (24) yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu, (25) yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka lemparkanlah dia olehmu berdua ke dalam siksaan yang sangat". (26)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]


    Jika demikian maka jelaslah buat kalian bahawasanya malaikat maut adalah malaikat Raqib dan Atid itu sendiri, mereka tidak pernah cuai apalagi lalai menjalankan tanggungjawab dan mereka berdua sentiasa menyertai manusia; bahkan dari permulaan hingga ketika mati, mereka mengambil nyawa manusia dan tidak pernah lengah, yakni terus menerus melaksanakan tanggunjawab mereka setelah manusia mati hingga Hari Kiamat, sampailah mereka berdua mencampakkan manusia itu ke dalam azab seksaan yang keras dengan jasad dan ruh


    Jika demikian, para malaikat penjaga itu sendiri juga adalah merupakan utusan kematian yang mencabut nyawa manusia, mereka menyertai manusia hingga tiba ajalnya lalu mengambil nyawanya dan mereka tidak pernah lalai menjalankan tugas mereka; yakni mereka tidak pernah meninggalkan manusia, bahkan terus menerus menjalankan tugas mereka menyertai manusia setelah mati

    Allah Ta’ala berfirman:
    Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga (hafazah), sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
    Maha Benar Allah
    [Al An’aam]


    Bertadabburlah kalian dengan merenungkan ayat ini baik-baik:
    Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga (hafazah), sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
    [Al An’aam]

    Akan tetapi kalian menyangka para utusan kematian itu adalah malaikat baru, padahal mereka jugalah yang diutus sebelumnya untuk menjaga dan mencabut nyawa, mereka adalah malaikat Atid dan malaikat Raqib

    Kerana itu Allah berfirman:
    sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (61)
    Maha Benar Allah
    [Al An’aam]


    Kesemua bayan keterangan ini tidak lain kecuali penjelasan bagi ayat yang dimintai oleh Habib Al Habib kepadaku agar aku menjelaskannya, yaitu firman Allah Ta’ala:
    Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid) (18)
    Maha Benar Allah
    [Qaaf]
    Maka kami telah menuliskan bayan keterangan yang ringkas bagi ayat ini, dan kami telah menjelaskannya secara terperinci, kami masih memiliki banyak bukti bagi takwilan yang hak ini, yang kami simpankan buat orang-orang yang ragu untuk kami bungkam mereka dengan sebenar-benarnya

    Maka bertadabburlah merenungkannya wahai Habib Al Habib dan fikirkanlah, jika sekiranya padamu ada keterangan yang lebih baik dari takwilanku dan lebih baik penjelasannya, maka bawakannya kepada kami dan buktikan bahawa penjelasanku ini dalam kesalahan yang nyata

    Namun aku katakan padamu, engkau tidak akan mampu mengatakan ianya batil, kerana aku tidak membawakan takwilan bagi ayat ini dengan persangkaan dan ijtihad dari fikiranku sendiri, bahkan seluruh takwilan adalah dari Al Quran itu sendiri, jika begitu engkau tidak dapat mengingkari Al Quran, kecuali jika engkau termasuk kalangan orang-orang kafir yang mengingkari Al Quran


    Aku ulangi, aku ulangi dan ulangi lagi, aku katakan: Wahai sekalian ulama umat, jika kalian membantahku dari Al Quran dan mengalakanku, maka tetaplah ke atasku laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya, namun jika aku mengalahkan kalian sedang kalian tahu bahawa sungguh bayan keteranganku adalah kebenaran yang nyata, lantas kalian tidak mengakui kebenaran, maka tetaplah ke atas kalian laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya, bersikap diam terhadap kebenaran adalah syaitan yang bisu, salam sejahtera ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..

    Aku mengkhususkan laknat kutukan ini terhadap orang-orang yang telah mengetahui dengan pasti, bahawa aku benar-benar Al Mahdi Al Muntadhar, namun mereka mendiamkan diri tidak membantu kebenaran, seakan-akan perkara ini sedikitpun tidak penting bagi mereka
    !

    Akan tetapi wahai sekalian ulama umat, tidakkah kalian lihat umat Islam menunda kepercayaan mereka terhadap urusanku sampai para ulama Islam mempercayai urusanku
    ?
    Namun inilah dia, telah berlalu tiga tahun dan aku tetap menyeru para ulama umat untuk berhiwar, aku bolak balik di medan hiwar dan aku katakan: Adakah pesaing yang mahu menantang dengan ilmu pengetahuan, petunjuk dan kitab yang menerangkan
    ?
    Aku menolak akidah kepercayaan yang batil, meskipun begitu aku dapati para ulama umat tidak bersuara untuk mempertahankan agama, jika mereka beranggapan aku ini berada dalam kesesatan yang nyata, atau membantuku dengan mengakui kebenaran, jika mereka beranggapan aku menyatakan kebenaran dan membimbing ke jalan yang lurus, namun mereka masih sahaja ragu, tidak menentangku dan tidak juga bersamaku

    Barangsiapa yang dianugerahkan oleh Allah dengan menampakkan kepadanya urusanku di internet antarabangsa, kemudian dia tidak memberitahukannya kepada orang-orang mengikut kadar kesanggupannya, maka orang itu berdosa hatinya, kelak Allah akan menanyakan kepadanya tentang sikap dan pendiriannya terhadap Al Mahdi Al Muntadhar, sang pembela bagi Muhammad Rasulullah dan Al Quran


    Wahai sekalian pencari kebenaran di internet antarabangsa, bertakwalah kalian kepada Allah, sampaikanlah oleh kalian mengenai urusanku ini kepada semua ulama umat dan kepada para mufti di negara-negara Islam, janganlah kalian menjadi naif sangat lugu, yang segera bilamana ada seorang ulama mengatakan: "Nasser Mohammed Al Yamani dalam kesesatan yang nyata", lantas segera kalian mengatakan
    "Engkau benar"
    !
    Wahai alim mufti yang memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab yang menerangkan, tidak, bahkan kami telah dihukumi sesat tanpa ilmu pengetahuan dan hujjah dari mereka, lalu kalian mengikuti mereka, padahal Allah telah memperingatkan kalian, agar kalian tidak mengikuti perkara yang tidak kalian ketahui

    Demikian ini kerana sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani, kesemuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya, barangsiapa yang mengingkari perkaraku ini dari ulama umat, hendaklah dia berhadapan denganku di perangkat hiwar antarabangsa, untuk membungkamku di laman webku dengan sebenar-benarnya, di situs web hiwar global Islam, laman website berita gembira Al Bushra


    Wahai Ibnu Omar, aku menyuruhmu bersumpah demi Allah yang Maha Agung, jika para ulama umat mengalahkanku, atau bahkan seorang dari mereka mengalahkanku, maka hendaklah engkau membiarkan ucapannya tetap di laman webku, agar jelas bagi umat bahawa aku ini dalam kesesatan yang nyata, jika dia mengalahkanku dengan ilmu pengetahuan dan petunjuk yang benar

    Dan aku Nasser Mohammed Al Yamani, aku katakan, seandainya seorang ulama umat atau seluruhnya, ataupun ada sebahagian dari mereka yang mengalahkanku dengan ilmu pengetahuan, dalil hujjah menerangkan, maka tetaplah laknat Allah ke atasku, juga laknat para malaikat dan manusia seluruhnya pada setiap detik, setiap ketika dan setiap saat bertahun-tahun hinggalah hari manusia berdiri di hadapan Tuhan Semesta Alam

    Akan tetapi mereka itu tidak mampu, adakah kalian tahu mengapa aku begitu pasti bahawa mereka itu tidak mampu
    ?
    Demikian itu kerana mereka sama sekali tidak akan mampu, sebab aku ini telah dilengkapi dengan senjata ilmu pengetahuan dan dalil hujjah dari kitab yang menerangkan, Al Quran, kalam Tuhan Semesta Alam, maka dengan perkataan apa lagi sesudah itu mereka mahu beriman
    ?
    Salam sejahtera ke atas Habib Al Habib dan semua kaum muslimin, semoga salam kesejahteraan tetap ke atas kita dan seluruh hamba Allah yang baik, salam sejahtera ke atas para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam..



    Saudara kalian; Al Mahdi Al Muntadhar, Al Imam Nasser Mohammed Al Yamani

    ــــــــــــــــــ


    اقتباس المشاركة 3854 من موضوع رد صاحب علم الكتاب إلى حبيب الحبيب بالبيان الحقّ لا ريب فيه: { مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَ‌قِيبٌ عَتِيدٌ } ..

    - 1 -
    الإمام ناصر محمد اليماني
    30 - 12 - 1428 هـ
    08 - 01 - 2008 مـ
    12:21 صـــباحاً
    ــــــــــــــــــ


    رد صاحب علم الكتاب إلى حبيب الحبيب بالبيان الحقّ لا ريب فيه:
    { مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَ‌قِيبٌ عَتِيدٌ } ..

    بسم الله الرحمن الرحيم
    قال الله تعالى:
    {وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا} صدق الله العظيم [الفرقان:٣٣].
    وقال تعالى:
    {ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ} صدق الله العظيم [القيامة:١٩].

    وبه أستعين وأتلقى البيان الحقّ للقرآن العظيم بوحي التفهيم وليس وسوسة شيطانٍ رجيمٍ؛ بل أصدق البيان الحقّ باستنباط السلطان الواضح والبيّن من القرآن كتاب الله المُنير فأدعو إلى سبيل ربّي على بصيرةٍ وأنا من المسلمين، ثم أما بعد..

    ويا حبيب الحبيب، إليك البيان الحقّ في شأن الملك عتيد والملك رقيب، وكذلك إليك إعلان النّصر عليك من قبل الحوار بأني سوف أغلبك بالحقّ فألجمك إلجاماً بإذن الله إن كنت تريد الحقّ حتى تعلم بأنّي الحقّ من ربّك، فإذا أخذتك العزّة بالإثم فسوف يُقيِّضُ لك الله شيطاناً فيجعله لك قريناً فيصدّك عن الهُدى بعد إذ جاءك، وإن لم تأخذك العزّة بالإثم فسوف يصطفيك الله فيجعلك من النّواب المُكرمين الصدّيقين في العالمين من قبل الظهور الذين صدّقوا بالبيان الحقّ لآيات ربّهم ولم يبغوها عوجاً ولا يقولون على الله ما لا يعلمون ويستمعون القول فيتبعون أحسنه، فكن منهم وأرجو من الله أن تكون منهم، ألا يكفيك بأني أخبرتك بما تريد أن تعلنه للعالمين بأنّك أنت المهديّ المنتظَر من قبل الإعلان فأعلنت لهم ما تريد قوله من قبل أن تقول؟ فكما ألهمني ربّي بما تريد أن تقول قبل أن تقول أنك المهديّ المنتظَر فكذلك يلهمني البيان الحقّ للقرآن فلا تكن ساذجاً فتصدقني بالبيان الحقّ للآية التي طلبت ما لم آتِك بالسلطان من نفس القرآن وأفصّله تفصيلاً بما علّمني ربّي بعلم اليقين بلا شك أو ريب، ولا أقول على الله بالبيان للقرآن ما لم أعلم فأتّبعُ الظنّ الذي لا يغني من الحقّ شيئاً؛ بل أهدي وأعدل بالحقّ وأهدي به إلى صراط مُستقيم.

    وإليك البيان الحقّ من نفس الحقّ تصديقاً لقول الله تعالى
    : {وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا} صدق الله العظيم [الفرقان:٣٣].

    وقال الله تعالى:
    {وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾ وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ ﴿١٩﴾} صدق الله العظيم [ق].

    وإليكم البيان الشامل في شأن رقيب وعتيد وإنا لصادقون بإذن الله ربّ العالمين
    :

    وإنّ رقيب وعتيد هما من ملائكة الله المقربين أرسلهم الله ليقوموا بحفظ عمل الإنسان وأقواله خيرها وشرها، فإذا ذكر الإنسان الله بلسانه كتب رقيب لفظ الذكر، وإذا ذكر الإنسان الله في نفسه بغير لفظ اللسان والشفتين فعندها لا يعلم رقيب بما توسوس به نفس الإنسان ولكن يعلم بذلك الذي خلق الإنسان وهو أقرب إليه بعلمه من حبل الوريد، فيوحي الله إلى رقيب بما وسوست به نفس الإنسان من الذكر الخفي، فيتلقى رقيب الوحي من ربّه فيقوم بحفظه في الكتاب المطهّر الذي بيده.

    ورقيب سفيرٌ مندوبٌ لجنّة المأوى لكتابة ما يؤدّي إليها من قولٍ وعملٍ صالحٍ لذلك يُسمّيه الله في القرآن سفيراً أي سفيراً للجنّة لكتابة ذكر الله والعمل الصالح. وقال الله تعالى:
    {كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿١١﴾ فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿١٢﴾ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ﴿١٣﴾ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ﴿١٤﴾ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿١٥﴾ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ﴿١٦﴾} صدق الله العظيم [عبس]. بمعنى أنّه لا يُسجِّل إلا الخير من نجوى الإنسان، لذلك قال الله تعالى: {فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿١٢﴾ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ﴿١٣﴾ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ﴿١٤﴾ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿١٥﴾ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ﴿١٦﴾} صدق الله العظيم [عبس].

    والسفرة هم ملائكة سفراء جنّة المأوى، ويوجد مع كُلّ إنسانٍ مَلَكٌ واحدٌ منهم اسمه رقيب ويوجد عن يمين الإنسان ومكلّف معه من البداية منذ إقامة الحجّة إلى النّهاية في منتهاه المصيري والأبدي الخالد.

    وأما عتيدٌ فهو كذلك من ملائكة الله المكرمين والمقربين من الغلاظ الشداد بالحقّ، وهو سفير لجهنم ومُكلفٌ بكتابة كُل قول وعمل غير صالح يؤدي إلى جهنّم ويكتب حتى ما توسوس به نفس الإنسان. تصديقاً لقول الله تعالى: {وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ} صدق الله العظيم [البقرة:٢٨٤].

    ولكنّ عتيد لا يعلم ما توسوس به نفس الإنسان؛ بل يتلقّى ذلك بوحي من الذي خلق الإنسان والذي هو أقرب إليه بعلمه وسمعه من حبل الوريد؛ الذي معهم أينما كانوا يسمعُ ويرى؛ الله لا إله إلا هو ربّ العالمين الذي يعلم خائنة الأعين وما تخفي الصدور؛ وإن تجهر بالقول فإنه يعلم السرّ وأخفى؛ الله لا إله إلا هو لهُ الأسماء الحسنى. وأمّا ما يلفظ به الإنسان بالشَّفَةِ واللسان فإن كان خيراً كتبه (رقيب) وإن كان شراً كتبه (عتيد)، فهم لا يكتبون جميع هذهذة الإنسان بل القول الذي يؤدي إلى الجنّة أو القول الذي يؤدي إلى النّار، لذلك قال الله تعالى:
    {كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ﴿١١﴾ فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ ﴿١٢﴾ فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ﴿١٣﴾ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ﴿١٤﴾ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿١٥﴾ كِرَامٍ بَرَرَةٍ ﴿١٦﴾} صدق الله العظيم [عبس].

    فنجد الملائكة السفراء لجنّة المأوى لا يكتبون من النجوى إلا الذِّكر وكُل قول فيه خير كأمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين النّاس، وكُل ذلك ليس إلا جُزءًا من المهمات المُوكل بها رقيب وعتيد.

    ومن ثم ننتقل إلى مهمتهم الثانية وهي: إذا جاء الإنسان قدر الموت المقدور في الكتاب المسطور ودنا أجله المحتوم ولكُل أجلٍ كتابٌ مرقوم يُصدقه الله في ميقاته المعلوم وما كان لنفسٍ أن تموت إلا بإذن الله كتاباً مُؤجلاً، فعندها يصبح (رقيب) و(عتيد) هم أنفسهم ملائكة الموت، فإذا كان الإنسان من أصحاب النّار فيوحي الله إلى عتيد بأنّه ملك الموت الموكل بهذا الإنسان، ومن ثم يقوم الملك رقيب بمساعدة عتيد في التُّوفي لهذا الإنسان والذي هو من أصحاب النيران والذي قيَّض الله له شيطاناً فهو له قرين فيصدّه عن السبيل ويوسوس له بأنّه لمن المهتدين، وبعد الأمر إلى ملك الموت عتيد الذي وُكِّل بالكافرين.
    ولكل إنسانٍ كافرٍ بالذكر ملك اسمه عتيد، ولم يجعل الله ملك الموت واحداً فقط، سُبحانه! إذاً كيف يستطيع مَلَكٌ واحدٌ أن يتوفى النّاس فيتجزأ هُنا وهناك وفي آنٍ واحدٍ يموت كثير من النّاس في كل مكانٍ! ويا سبحان الذي يحيط بكلّ شيء رحمةً وعلماً وهو على كل شيء قدير في آنٍ واحدٍ، وتلك صفة ليست إلا لله سبحانه وما جعل الله لإنسان ولا جانّ ولا ملك من قلبين في جوفه بل صفة الله الذي ليس كمثله شيء يستطيع أن يسمع هذا وذاك ويخلق هذا وذاك في آنٍ واحدٍ لا يسهو ولا ينسى ولا تأخذه سنة ولا نوم ولا يغفل عن شيء وهو على كل شيء قدير في آن واحد، وذلك لأنه لربّما يودّ أحدكم أن يُقاطعني فيقول: "قال الله تعالى:
    {قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ} صدق الله العظيم [السجدة:١١]". ومن ثمّ يردّ عليه المهديّ المنتظَر ناصر محمد اليماني فأقول مُقسماً بالله العلي العظيم بأن ملك الموت الموكل بالكافرين بأنّه هو الملك عتيد؛ وهو طائر الإنسان في عنقه إن أقيمت عليه الحجّة. وقال تعالى: {قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١٨﴾ قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ ﴿١٩﴾} صدق الله العظيم [يس].

    ولكنه ليس طائراً واحداً بل لكُل إنسان مُعرِض طائر وهو ملك الموت عتيد. وقال الله تعالى:
    {وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا ﴿١٣﴾ اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا ﴿١٤﴾} صدق الله العظيم [الإسراء].

    ولربّما يودّ أحدٌ من جميع المُسلمين أن يُقاطعني فيقول: "بل ملك الموت اسمه (عزرائيل)". ومن ثمّ نردّ عليه فنقول: تعال لنحتكم الى القرآن العظيم ومن أحسن من الله حُكماً لقوم يعلمون فلا يتبعون الظنّ الذي لا يُغني من الحقّ شيئاً، وتالله لولا أني أريد أن أنزّه ربّي بأنّ ليس كمثله شيء لما فتحت الحوار في شأن عزرائيل! ولكن عقيدتكم في شأن عزرائيل تشابه صفة من صفات الله الذي ليس كمثله شيء وهي صفة القدرة والإحاطة بكل شيء علماً في آن واحد، ولولا أن عقيدتكم في عزرائيل تتشارك مع صفة من صفات الله سبحانه لما خضت في حقيقة عزرائيل؛ اسمٌ ما أنزل الله به في القرآن من سُلطان، ولكن الله أنزل في القرآن أسماء جميع ملائكة الموت الذين يتوفون البشرية أجمعين فلم يُغادر منهم أحداً برغم أن تعداد ملائكة الموت ضعف تعداد البشرية أجمعين الأولين منهم والآخرين، وأنزل الله في القرآن جميع أسمائهم فلم يُغادر منهم أحداً ولم نجد بينهم ملك اسمه عزرائيل على الإطلاق.

    وكذلك وجدت بأنهم يتلقون الوحي مُباشرةً من الحيّ القيوم الله ربّ العالمين الذي خلق الإنسان ويعلم ما توسوس به نفسه وهو أقرب إليه من حبل الوريد فيوحي إلى رقيبٍ وعتيدٍ ما توسوس به نفس الإنسان، فهم لا يعلمون ما توسوس به نفس الإنسان؛ غير الذي خلقه الذي يعلم ما تخفي الصدور، وأما ما يلفظ الإنسان بلسانه وشفتيه فهم به يعلمون، فإن كان خيراً كتبه رقيب وإن كان شراً كتبه عتيد. فأنتم تعلمون يا معشر المُسلمين بأنّ الملك رقيب والملك عتيد أنهما موجودان مع كُلّ إنسانٍ وهما ملكان اثنان أحدهما اسمه رقيب والآخر اسمه عتيد، وكذلك تعلمون بأنهما ليسا اثنين فقط يحيطون بما يعمله النّاس، وسبحان الذي وسع كل شيء علماً صفة لله وحده سبحانه! بل يوجد مع كُل إنسان ملكان اثنان أحدهما اسمه رقيب كما تعلمون والآخر اسمه عتيد قد جعلهم الله سُفراء الجنّة والنّار، أولئك هم السفرة الكرام البررة أي سفير النّعيم وسفير الجحيم، فمن شاء ذكره سبحانه فيكتب ذكره رقيب سفير الجنّة.

    ولسوف ننتقل الآن إلى مهمتهم الثانية وهي عند التوفي فنبحث في القرآن سويّاً من هم ملائكة الموت الذين يتوفّون الإنسان سواءً كان من أهل الجنّة أو من أهل الجحيم، فأمّا أصحاب الجحيم فأجد في القرآن بأنّ الله يوكل بهم ملك الموت عتيد بمعنى أنّ لكُلّ إنسان منهم ملك الموت الذي وكّل به واسمه عتيد وليس ملكاً واحداً يتوفى الأنفس، فلنحتكم للقرآن العظيم إن كنتم به مؤمنون.

    وكما ذكرنا لكم من قبل بأنّ الحفظة هم الملائكة الذين أرسلهم الله لكتابة عمل الإنسان خيره وشره فيلازمونه حتى إذا جاءه الموت فيتوفّونه فيقومون برفعه، وهم لا يفرّطون فيتركوه حتى من بعد الموت؛ بل هم يلازمونه فلا يفرّطون، وذلك لأنهم مكلّفون مع أصحاب النّار حتى من بعد الموت إلى يوم يقوم النّاس لربّ العالمين.

    وكما قلنا لكم من قبل بأنّ:
    الحفظة للأعمال هم الملك رقيب والملك عتيد الذين أرسلهم الله لملازمة الإنسان وكتابة أعماله وأقواله حتى يأتي أجله فيتلقون الوحي من الله بالتَّوفي لهذا الإنسان. وقال الله تعالى: {وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ} صدق الله العظيم [الأنعام:٦١].

    ولكن الأمر يختلف إذا كان الإنسان من أصحاب الجنّة فإن الذي يُوكّل بنشط روحه هو ملك الموت رقيب سفير الجنّة ويقوم الملك عتيد بمساعدة الملك رقيب بنشط روح المؤمن، وأما إذا كان المتوفّى من أصحاب النّار فإن الذي يوكّل بها هو ملك الموت عتيد سفير النّار ومن ثم يقوم الملك رقيب بمساعدته.

    ولا يستوي أهل النّار وأهل الجنّة في مماتهم وتختلف سكرات الموت وذلك لأنّ ملائكة الموت رقيب وعتيد ينشطون روح المؤمن نشطاً فأمّا إن كان من أصحاب الجحيم فإنهم ينزعونها بسياطهم بالضرب الشديد لوجوههم وأدبارهم ضرباً مؤلماً فنجد في القرآن العظيم بأنهم يبسطون إليهم أيديهم بالضرب الشديد. وقال الله تعالى:
    {وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ} صدق الله العظيم [الأنعام:٩٣].

    وكما قلنا لكم بأنّ البسط لأيدي الملائكة إلى الذين كفروا بأنه يكون بالضرب الشديد وهو أول منازل العذاب ومن ثم يحملونه إلى نار جهنّم في قدره المعلوم. وقال الله تعالى:
    {وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ ﴿٥٠﴾ ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ ﴿٥١﴾} صدق الله العظيم [الأنفال].

    ومن بعد الضرب وإخراج النفس يحملونه ليذوق عذاب الحريق ولكنه يصرخ صراخاً شديداً: يا ويلتاه إلى أين تذهبون بي؟ وذلك لأنّه علم بأنّ من بعد الضرب في كلّ بنان في الواجهة الأمامية والخلفية فمن ثم يقومون بحمل هذه النفس المجرمة إلى نار جهنّم وعندها يصيح: يا ويلتاه إلى أين تذهبون بي؟ وذلك لأنه قد علم بأنّ من بعد ذلك عذاب جهنّم. لذلك قال تعالى:
    {وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ ﴿٥٠﴾} صدق الله العظيم [الأنفال].

    وكذلك يقومون بمساءلته قبل أن يُلقوا به في حفرته في نار جهنّم في ذات جهنّم ويلقي إليه السؤال (عتيد): ما كنت تفعل من السوء؟ ومن ثم يلقي الإنسان الكافر السَّلَمَ نابذاً التحدي وراء ظهره؛ بل مستسلماً فيقولون: ما كنا نعمل من سوء. فعندها أنكروا جميع ما كتبه الملك عتيد، ولكنّ عتيد ردّ عليه: بلى عملت السوء ولم أظلمك شيئاً وسوف يحكم الله بيني وبينك بالحقّ إن الله يعلم ما تعملون. وقال الله تعالى:
    {الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨].

    ففي هذا الموضع أنكر الإنسان ما كتبه عليه عتيدٌ برغم أنه لم يقرأه بعد وإنما سأله عتيد عن عمله فقال: ما كنت تعمل؟
    {فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨]. وقال الله تعالى: {الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨].

    ومن ثم ننظر ردّ الملك عتيد على هذا الإنسان الذي أنكر ما كتبه عليه عتيد، وقال الله تعالى:
    {الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨]. فالذي قال: {بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} هو الملك (عتيد) الذي اتّهمه الإنسان بظلمه؛ لذلك قال: بلى إنك كنت تعمل السوء وما ظلمتك شيئاً ولسوف يحكم الله بيني وبينك بالحقّ وأني لم أظلمك شيئاً، لذلك قال: {إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} أي سوف يحكم بيننا بالحقّ هل افتريتُ عليك بغير ما لم تعمل؟ ثم يأتي يوم القيامة الإنسان الكافر والملك عتيد يسوقه لكي يحكم الله بينهما لأنه يعلم فعل الإنسان، لذلك عتيد الذي اتهمه الإنسان الكافر بالافتراء أصبح خصماً لهذا الإنسان فهو يسوقه إلى الله يوم القيامة ليحكم بينهم بالحقّ.

    وأما رقيب فيكون في موضع الشاهد وذلك لأنه كان حاضراً على عمل السوء الصادر من الإنسان ولكنّه لم يكن مُكلّفاً بكتابة أعمال السوء ولكنه شاهدٌ عليها أجمعين لذلك يُسمى يوم القيامة شهيد، ومن ثم يُدلي بشهادته بين يدي الله بأنّ ما كتبه عتيدٌ حقٌّ، ومن ثم يطعن الإنسان في شهادة الشاهد رقيب ويحلف لله بالله أنه ما كان يعمل من سوء. وقال الله تعالى: {وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ ﴿٢٢﴾ ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ ﴿٢٣﴾ انْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ ۚ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ ﴿٢٤﴾} صدق الله العظيم [الأنعام].

    وقال الله تعالى: {يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ} صدق الله العظيم [المجادلة:١٨].

    وفي ذلك الموضع يختم الله على أفواههم فيُنطِق الله أيديَهم وأرجلهم وجلودهم فتشهد عليهم بما كانوا يعملون، ومن ثم يفُكّ الله أفواههم فينطقون فيقولون لأيديهم وأرجلهم وجلودهم: لمَ شهدتم علينا؟ قالوا: أنطقنا الله الذي أنطق كل شيء. وعندها يصدر الأمر الإلهي إلى (عتيد) و(رقيب) أن يلقيا بذلك الإنسان في نار جهنّم، وعندها يصرخ قرين الإنسان: ربّي ما أطغيته ولكن كان في ضلالٍ بعيدٍ. قال: لا تختصموا لدي اليوم وقد قدمت إليكم بالوعيد ما يبدل القول لدي وما أنا بظلام للعبيد. وقال الله تعالى:
    {وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾ وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ ﴿١٩﴾ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ ﴿٢٠﴾ وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ ﴿٢١﴾ لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ ﴿٢٢﴾ وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ﴿٢٣﴾ أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ﴿٢٤﴾ مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ ﴿٢٥﴾ الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ ﴿٢٦﴾ قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَٰكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ ﴿٢٧﴾ قَالَ لَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ ﴿٢٨﴾ مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ ﴿٢٩﴾ يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ ﴿٣٠﴾} صدق الله العظيم [ق].

    وكما علّمناكم من قبل أنّ الحفظة هم المكلّفون مع الإنسان من البداية إلى النّهاية، وقد تبيّن لكم بأنّ السائق أنّه هو الملك (عتيد) وأمّا الشاهد فهو قرينه الملك (رقيب) كاتب الحسنات؛ ولكنّ الله جعله شاهداً بالحقّ لأنه كان حاضراً أثناء عمل السوء من الإنسان ولم يرَ (رقيب) بأنّ الملك (عتيد) كتب على الإنسان غير ما فعل وكان (رقيب) على ذلك من الشاهدين لذلك أدلى بشهادته بين يدي الله وقال:
    {وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتيدٌ}، وتلك هي الشهادة التي ألقاها (رقيب) قرين (عتيد) بين يدي الله بأنّ ما كتبه (عتيد) حقٌّ ولم يظلم الإنسان شيئاً.

    و(رقيب) هو قرين السائق والسائق هو الملك (عتيد) يسوق الإنسان إلى ربه ليحكم بينهما هل ظلمه، فلا تنسوا بأنّ الإنسان أنكر جميع أفعال السوء المكتوبة لَدى (عتيد) لذلك قال الإنسان صاحب أفعال السوء بأنهُ ما كان يعمل من السوء شيئاً فأصبح (عتيد) مفترياً عليه إذا كان صادقاً ولم يفعل السوء، وانظروا إلى الإنكار. وقال الله تعالى:
    {الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨].

    لذلك نجد الملك عتيد يسوق الإنسان إلى ربه ليحكم بينهم بالحقّ وتذكروا قول عتيد، وقال تعالى:
    {الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} صدق الله العظيم [النحل:٢٨].

    فأما قول عتيد هو:
    {بَلَىٰ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} بمعنى أنه ردّ الحكم لله ليحكم بينهم لذلك نجد عتيداً هو السائق للإنسان يوم القيامة، وأما الملك رقيب فنجده الشاهد لأنه كان حاضراً مع الإنسان صاحب أفعال السوء ومع عتيد الذي كُلِّف بكتابة السوء ولم يشهد بأنّ عتيد كتب على الإنسان ما لم يعمل لذلك جعله الله شاهداً بالحقّ لذلك أدلى بشهادته بين يدي الله وهي قوله تعالى: {وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ} صدق الله العظيم.

    ويقصد بقوله
    { قَرِينُهُ } أي قرين السائق وليس قرين الإنسان، وقد علمناكم بأنّ السائق أنه الملك عتيد، وأما قرينه فهو صديقه وهو الملك رقيب، وأما قرين الإنسان فهو الشيطان وهو الذي قال: ربّي ما أطغيته ولكن كان في ضلال بعيد. وإذا تدبرتم سوف تجدون الأمر صادراً على المكلفين بالإنسان وأنهما اثنان وهم السائق الملك عتيد والشاهد الملك رقيب، وبعد أن أدلى الملك رقيب بشهادته ومن ثم طعن في شهادته الإنسان ومن ثم شهدت عليه أطرافه وجلده ومن ثم صدر الأمر إلى الملكين عتيد ورقيب بأن يلقوا به في نار جهنّم وانتهت وانقضت مهمتهم لذلك تجدون الأمر صدر بالمثنى، وقال تعالى: {وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ ﴿٢٣﴾ أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ﴿٢٤﴾ مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ ﴿٢٥﴾ الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ ﴿٢٦﴾} صدق الله العظيم [ق].

    وهذه الآية واضحة وجليّة بأن المكلفين هما اثنان من البداية إلى النّهاية وهما الملك عتيد والملك رقيب لذلك تجدون الأمر الإلهي صدر بالمثنى مرتين، وقال تعالى:
    {أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ ﴿٢٤﴾ مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ ﴿٢٥﴾ الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ ﴿٢٦﴾} صدق الله العظيم [ق].

    إذاً قد تبين لكم بأنّ
    ملائكة الموت هم أنفسهم رقيب وعتيد وأنهم لا يفرّطون فيتركون الإنسان؛ بل من البداية إلى حين الموت فيتوفّونه وهم لا يفرّطون أي مستمرّون في التكليف من بعد الموت إلى يوم القيامة حتى يلقياه في العذاب الشديد جسداً وروحاً.

    إذاً
    الحفظة هم أنفسهم رُسل الموت يلازمون الإنسان حتى يأتيه الموت فيتوفونه وهم لا يفرّطون؛ أي لا يتركونه بل يستمر تكليفهم من بعد الموت، وقال الله تعالى: {وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ} صدق الله العظيم [الأنعام:٦١].

    فتدبروا الآية جيداً:
    {وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يفرّطون} ولكنكم تظنون بأن رُسل الموت جُدُد بل هم أنفسهم الذين أرسلهم من قبل وهم عتيد ورقيب. لذلك قال: {حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ} صدق الله العظيم.

    وكل هذا البيان ليس إلا تفسيراً لهذه الآية التي طلب مني أخي (حبيب الحبيب) أن أفسِّرها وهي قوله تعالى:
    {مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} صدق الله العظيم [ق:١٨].
    فكتبنا لكم البيان المختصر لهذه الآية وفصّلناها تفصيلاً ولا يزال لدينا كثير من البراهين للتأويل الحقّ ندَّخره للممترين فنلجمهم إلجاماً. فتدبِّر يا حبيب الحبيب وتفكّر فإن كان لديك بياناً خيراً من تأويلي وأحسن تفسيراً فآتِنا به وأثبت بأنّ تفسيري هذا على ضلالٍ مُبين، ولكني أقول لك لن تستطيع أن تقول أنه باطل وذلك لأني لم آتِ بالتأويل للآية بالظنّ والاجتهاد من رأسي بل جميع التأويل من نفس القرآن العظيم، إذاً لا تستطيع أن تنكر القرآن إلا أن تكون من الكافرين بالقرآن العظيم.

    وأكرر ثم أكرر ثم أكرر فأقول: يا معشر جميع علماء الأمّة لئن جادلتموني من القرآن فغلبتموني فإنّ عليّ لعنة الله والملائكة والنّاس أجمعين وإن غلبتكم وعلمتم أن بياني لهو الحقّ المُبين ثم لا تعترفون بالحقّ فإنّ عليكم لعنة الله والملائكة والنّاس أجمعين والساكت عن الحقّ شيطان أخرس، وسلامٌ على المرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين.. وأخصّ باللعنة الذين علموا علم اليقين بأنّي حقاً المهديّ المنتظَر ثم صمتوا عن نصرة الحقّ وكأن الأمر لا يعنيهم شيئاً!

    ولكن يا معشر علماء الأمّة أفلا ترون بأنّ المسلمين منظِروا إيمانهم بشأني حتى يؤمن بشأني علماء المسلمين؟ ولكن ها قد مضى علي ثلاث سنوات وأنا أدعو علماء الأمّة إلى الحوار فأصول وأجول في ساحة الحوار فأقول هل من مبارزٍ بعلمٍ وهُدًى وكتابٍ منيرٍ؟ وأقوم بنفي عقائد الباطل ورغم ذلك أجد علماء الأمّة لا ينطقون فيذودون عن حياض الدين إن كانوا يرونني في ضلالٍ مُبينٍ أو ينصروني بالاعتراف بالحقّ إن كانوا يرون أنّي أنطق بالحقّ وأهدي إلى صراطٍ مستقيمٍ ولكنهم لا يزالون مذبذبين لا ضدي ولا معي،
    ومنْ منَّ الله عليه فأظهره على شأني في الإنترنت العالمية ثم لا يُنبئ النّاس بقدر ما يستطيع فقلبه آثم ولسوف يسأله الله عن موقفه نحو المهديّ المنتظر الناصر لمحمد رسول الله والقرآن العظيم.

    ويا معشر الباحثين عن الحقيقة في الإنترنت العالمية اتّقوا الله وبلّغوا عني جميع علماء الأمّة ومفتي الديار الإسلامية ولا تكونوا ساذجين بمجرد ما يقول لكم أحد العلماء أنّ ناصر محمد اليماني على ضلالٍ مبينٍ فتقولون صدقت! فيا أيها العالم المفتي بغير علمٍ ولا هُدىً ولا كتابٍ منيرٍ لا بل حكم علينا بالضلال بغير علم ولا سلطان فاقتفيتموهم وقد حذركم الله أن تقفوا ما ليس لكم به علم إنّ السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئولاً، فمن أنكر أمري من علماء الأمّة فعليه أن يواجهني في جهاز الحوار العالمي فيلجمني في موقعي إلجاماً في موقع الحوار الإسلامي العالمي في موقع البشرى.

    ويا ابن عمر إنّي أستحلفك بالله العلي العظيم إذا غلبني علماء الأمّة أو حتى أحدهم أن تترك خطابه في موقعي ليتبيّن للأمّة إنّي على ضلالٍ مُبينٍ إن غلبني بعلمٍ وسلطانٍ منيرٍ، وأنا ناصر محمد اليماني أقول لئن غلبني أحد علماء الأمّة أو جميعهم أو بعضاً منهم بعلمٍ وسلطانٍ منيرٍ فإن عليّ لعنة الله والملائكة والنّاس أجمعين في كُل لحظةٍ وحينٍ وفي كُلّ ثانيةٍ في السنين إلى يوم يقوم النّاس لربّ العالمين، ولكنهم لا يستطيعون؛ وهل تعلمون لماذا أنا متأكد أنهم لا يستطيعون؟ وذلك لأنهم لن يستطيعوا لأني مُتسلحٌ بالعلم والسلطان من الكتاب المنير القرآن العظيم حديث ربّ العالمين، فبأيّ حديثٍ بعده يؤمنون؟ وسلامُ الله على حبيب الحبيب وجميع المسلمين، السلام علينا وعلى جميع عباد الله الصالحين، وسلامٌ على المُرسلين، والحمدُ لله ربّ العالمين..

    أخوكم؛ المهديّ المنتظَر الإمام ناصر محمد اليماني.
    ــــــــــــــــــ






    اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..

المواضيع المتشابهه
  1. Tempoh 'Iddah Bagi Wanita Yang Kematian Suami..
    بواسطة Risalah Allah في المنتدى Melayu
    مشاركات: 2
    آخر مشاركة: 17-06-2019, 09:40 PM
  2. Adakah Para Malaikat Mempunyai Umur Yang Berbeza-beza Di Antara Mereka Seperti Manusia?
    بواسطة أبو عزرا في المنتدى Melayu
    مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 18-12-2016, 12:31 PM
  3. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 11-11-2014, 01:30 AM
  4. مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 02-04-2014, 05:35 PM
  5. Tentang Kemampuan Jinn, Malaikat Dan Fitnah (Kebohongan) Dajjal
    بواسطة عبد العزيز22 في المنتدى Melayu
    مشاركات: 0
    آخر مشاركة: 04-01-2013, 02:59 PM
ضوابط المشاركة
  • لا تستطيع إضافة مواضيع جديدة
  • لا تستطيع الرد على المواضيع
  • لا تستطيع إرفاق ملفات
  • لا تستطيع تعديل مشاركاتك
  •